“Halo, Cirebon Siaga 112. Ada yang bisa kami bantu?”
Kalimat sederhana ini adalah awal dari banyak kisah luar biasa yang terjadi setiap harinya di balik layar sistem Layanan Kegawatdaruratan Cirebon Siaga 112. Tak terlihat oleh publik, namun sangat menentukan: nyawa diselamatkan, bencana ditangani, dan ketenangan kembali hadir.
Layanan ini bukan hanya sekadar fasilitas telepon darurat. Ia adalah wujud nyata kehadiran pemerintah dalam merespons kebutuhan paling mendesak masyarakat. Di dalam ruang kendali yang selalu aktif 24 jam, operator yang sering disebut sebagai petugas call taker sigap menerima setiap panggilan, mencatat lokasi, mengidentifikasi jenis kedaruratan, dan menghubungkan pelapor dengan instansi yang berwenang—baik itu ambulans, pemadam kebakaran, kepolisian, atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Tiga Angka, Tanggung Jawab Panjang
Banyak yang mengira tugas call taker Cirebon Siaga 112 hanya menjawab telepon. Padahal, sistem ini melibatkan koordinasi lintas sektor, mulai dari Dinas Kesehatan, Dinas Pemadam Kebakaran, Polres, hingga Palang Merah Indonesia (PMI). Begitu laporan masuk, waktu jadi taruhan. Call taker hanya punya hitungan menit untuk memverifikasi informasi dan meneruskan data secara real-time ke pihak lapangan.
Menurut data Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon tahun 2024, sebanyak 723 laporan masuk ke layanan Cirebon Siaga 112, dengan rincian:
- 58% darurat medis
- 22% kebakaran dan bencana alam
- 13% kecelakaan lalu lintas
- 7% lainnya (keamanan, evakuasi, dll.)
Banyak kisah nyata mewarnai perjalanan ini. Salah satunya adalah penyelamatan balita yang mengalami kejang demam di tengah kemacetan. Berkat koordinasi cepat antara call taker Cirebon Siaga 112 dan tim medis Dinkes, ambulans berhasil menjangkau lokasi hanya dalam 6 menit setelah laporan diterima. Kasus lainnya termasuk evakuasi warga lanjut usia saat banjir di wilayah Lemahwungkuk serta penanganan pohon tumbang yang nyaris menimpa pengendara motor di Jalan Sudarsono.
Tantangan di Lapangan: Panggilan Prank hingga Kesiapan SDM
Tak semua panggilan 112 benar-benar darurat. Masih banyak laporan iseng, bahkan panggilan prank, yang justru membahayakan karena bisa menghambat respons terhadap kasus nyata. Pada semester pertama 2024 saja, sekitar 11% laporan yang masuk terindikasi sebagai panggilan tidak valid.
Inilah tantangan besar yang dihadapi petugas call taker Cirebon Siaga 112: bagaimana menjaga integritas sistem sambil tetap membuka akses seluas-luasnya untuk masyarakat. Selain itu, kesiapan sumber daya manusia (SDM) juga terus ditingkatkan. Petugas call taker dilatih secara berkala dalam hal emergency handling, komunikasi krisis, dan manajemen stres, karena mereka adalah ujung tombak dalam situasi yang sangat sensitif.
Payung Hukum dan Integrasi Teknologi
Secara nasional, layanan Cirebon Siaga 112 dilindungi oleh Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (Permenkominfo) Nomor 10 Tahun 2016 tentang Layanan Nomor Tunggal Panggilan Darurat, dan dipertegas dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Di Cirebon, DKIS menjadi perangkat daerah teknis yang bertanggung jawab atas infrastruktur, pelatihan, serta pengelolaan sistem layanan.
Kini, sistem Cirebon Siaga 112 juga mulai terintegrasi dengan teknologi pelacakan otomatis, seperti GPS dan caller ID, yang memungkinkan lokasi penelepon terdeteksi langsung oleh sistem. Hal ini mempercepat proses evakuasi dan pengiriman bantuan, terutama dalam kasus pelapor yang panik atau tidak bisa menjelaskan lokasi secara akurat.
Tips: Kapan Waktu yang Tepat Menghubungi Cirebon Siaga 112?

Tidak semua situasi perlu panggilan darurat. Berikut panduan agar penggunaan layanan Cirebon Siaga 112 tepat sasaran:
Segera hubungi Cirebon Siaga 112 jika terjadi:
- Kecelakaan lalu lintas dengan korban
- Kebakaran atau ledakan
- Gangguan kesehatan akut (pingsan, serangan jantung, kejang)
- Ancaman kekerasan atau kriminalitas
- Bencana alam seperti banjir, gempa, atau longsor
Hindari menggunakan Cirebon Siaga 112 untuk:
- Bertanya soal informasi umum
- Uji coba telepon
- Laporan bercanda atau prank
112, Lebih dari Sekadar Angka
Layanan Cirebon Siaga 112 bukan sekadar sistem digital atau telekomunikasi. Ia adalah jaringan empati, ketanggapan, dan kerja kolektif antara masyarakat dan pemerintah. Cerita-cerita di balik layanan ini adalah bukti bahwa dalam setiap keadaan darurat, ada sekelompok orang yang siap menjawab panggilan: “Ada yang bisa kami bantu?”
Mari gunakan layanan ini dengan bijak. Karena bisa jadi, di suatu hari yang tidak kita duga, 112 adalah satu-satunya harapan yang kita miliki.
Referensi
- ANTARA News. (2024). Pemkot tangani 459 kejadian darurat melalui layanan Cirebon Siaga 112. Diakses dari https://jabar.antaranews.com/berita/565819/pemkot-tangani-459-kejadian-darurat-melalui-layanan-cirebon-siaga-112?page=all.
- Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2016). Peraturan Menteri Kominfo Nomor 10 Tahun 2016 tentang Layanan Nomor Tunggal Panggilan Darurat.
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Olah Data dan Olah Grafis: Alfi Alifa Alfitri (Mahasiswa Magang Universitas Swadaya Gunung Jati)
Pembimbing: Irnawati
Penyunting: Elsi Yuliyanti
Program Pembimbingan Magang dan PKL
Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Cirebon
Jalan Dr. Sudarsono No. 40, Kota Cirebon, 45134
https://dkis.cirebonkota.go.id
Instagram: @dkiskotacirebon @pemdakotacrb @ppidlapor.cirebonkota