KOTA CIREBON — Perkembangan teknologi dan meluasnya akses internet telah mengubah cara kita berinteraksi serta mengonsumsi informasi. Media sosial kini bukan sekadar tempat berbagi cerita, tetapi juga menjadi wadah berkembangnya tren serta gaya hidup baru. Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, muncul fenomena psikologis yang semakin sering terjadi, salah satunya adalah Fear of Missing Out (FOMO).
Apa Itu FOMO?
FOMO merupakan perasaan gelisah atau takut ketinggalan tren, informasi, atau pengalaman yang sedang berlangsung. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Patrick McGinnis pada tahun 2004. Fenomena ini dipicu oleh kecenderungan manusia untuk ingin selalu terhubung dengan lingkungan sosialnya dan mendapatkan pengakuan dari orang lain.
Media sosial menjadi salah satu faktor utama yang memperparah FOMO, di mana seseorang terus-menerus membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain yang terlihat menarik secara online.
Beberapa tanda seseorang mengalami FOMO antara lain sering memeriksa ponsel tanpa alasan yang jelas, lebih mementingkan interaksi di dunia maya dibandingkan kehidupan nyata, merasa gelisah atau khawatir jika tidak mengetahui informasi terbaru, dan berperilaku konsumtif demi mengikuti tren.
FOMO banyak ditemui dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari mode, wisata, film, gaya hidup, hingga parenting. Sayangnya, fenomena ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental, seperti meningkatkan stres, menurunkan fokus dan produktivitas, serta menyebabkan gangguan tidur.
Mengatasi FOMO dengan Digital Detox
Untuk mengurangi dampak buruk FOMO, konsep Digital Detox semakin banyak diterapkan. Digital detox adalah upaya untuk mengurangi atau membatasi penggunaan perangkat digital seperti gadget dan komputer, sehingga seseorang dapat lebih fokus pada kehidupan nyata dan mengurangi tekanan mental.
Menurut penelitian, digital detox dapat membantu meningkatkan keseimbangan hidup serta kesehatan mental. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menerapkannya:
1. Tentukan Durasi Digital Detox
Mulailah dengan menentukan berapa lama kamu ingin membatasi penggunaan gadget. Bisa dimulai dari beberapa jam sehari, lalu tingkatkan durasinya secara bertahap, misalnya dengan menetapkan satu hari dalam seminggu bebas dari media sosial.
2. Nonaktifkan Notifikasi yang Mengganggu
Notifikasi dari media sosial atau aplikasi chat sering kali memicu kebiasaan mengecek ponsel tanpa sadar. Matikan notifikasi yang tidak penting agar kamu tidak tergoda untuk terus membuka ponsel.
3. Batasi Penggunaan Media Sosial
Gunakan fitur seperti Screen Time (iPhone) atau Digital Wellbeing (Android) untuk memantau dan membatasi waktu penggunaan media sosial. Bisa juga dengan logout dari aplikasi tertentu agar tidak mudah tergoda.
4. Ganti Aktivitas dengan Kegiatan Offline
Alihkan waktu yang biasanya dihabiskan untuk scrolling media sosial dengan kegiatan yang lebih bermanfaat seperti membaca buku, menulis jurnal, olahraga, atau berkumpul dengan keluarga dan teman.
5. Buat Zona Bebas Gadget
Terapkan aturan tidak menggunakan gadget di tempat tertentu, seperti kamar tidur, meja makan, atau saat berkumpul dengan keluarga. Ini membantu meningkatkan kualitas interaksi langsung.
6. Terapkan Aturan Sebelum Tidur
Hindari penggunaan gadget setidaknya satu jam sebelum tidur. Cahaya biru dari layar perangkat elektronik dapat mengganggu produksi melatonin yang berpengaruh pada kualitas tidur.
7. Coba “Detox Weekend” atau “Screen-Free Day“
Cobalah untuk tidak menggunakan gadget selama sehari penuh dalam seminggu, misalnya saat akhir pekan. Manfaatkan waktu tersebut untuk menikmati alam, beraktivitas fisik, atau menjalani hobi.
8. Refleksi Diri
Setelah menjalani digital detox, evaluasi bagaimana perasaanmu. Apakah merasa lebih tenang, produktif, atau lebih bahagia? Dengan menyadari manfaatnya, kamu akan lebih termotivasi untuk mengatur penggunaan teknologi secara lebih bijak.

Manfaat Digital Detox
Digital detox tidak hanya membantu mengatasi FOMO, tetapi juga memberikan berbagai manfaat lainnya. Salah satu manfaat utamanya adalah meningkatkan kesehatan mental dengan mengurangi kecemasan dan stres akibat paparan media sosial yang berlebihan. Selain itu, digital detox meningkatkan produktivitas dengan mengurangi gangguan dari perangkat digital, memungkinkan seseorang lebih fokus dalam menyelesaikan tugas.
Manfaat lainnya adalah mempererat hubungan sosial. Dengan mengurangi ketergantungan pada gadget, seseorang bisa lebih banyak berinteraksi langsung dengan keluarga, teman, dan lingkungan sekitar, sehingga hubungan interpersonal menjadi lebih erat. Selain itu, digital detox juga mendorong refleksi diri, membantu individu memahami pola penggunaan teknologi yang lebih sehat dan seimbang.
Peningkatan kualitas tidur juga menjadi manfaat penting dari digital detox. Mengurangi paparan layar sebelum tidur membantu tubuh memproduksi melatonin secara optimal, sehingga tidur menjadi lebih nyenyak dan berkualitas. Selain itu, membatasi penggunaan perangkat digital juga berdampak positif pada kesehatan fisik. Mengurangi waktu duduk terlalu lama di depan layar memungkinkan seseorang lebih banyak bergerak dan beraktivitas fisik, yang berkontribusi pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Lebih jauh lagi, digital detox membuka peluang untuk mengembangkan keterampilan baru. Dengan lebih banyak waktu luang, seseorang bisa mengeksplorasi hobi, belajar keterampilan baru, atau mengerjakan aktivitas yang sebelumnya tertunda akibat kecanduan dunia digital.
Fenomena FOMO dan pentingnya digital detox mencerminkan dua sisi dari kemajuan teknologi. Di satu sisi, media sosial memberikan kemudahan dalam mendapatkan informasi dan terhubung dengan orang lain, tetapi di sisi lain, dapat memicu tekanan psikologis yang berlebihan. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk lebih sadar dalam menggunakan teknologi agar tetap mendapatkan manfaatnya tanpa mengorbankan kesejahteraan mental dan kualitas hidup. Digital detox bisa menjadi langkah awal menuju keseimbangan antara kehidupan digital dan dunia nyata.
Referensi:
- CSDU Universitas Gadjah Mada. Digital Detox: Tren Mengurangi Ketergantungan pada Teknologi untuk Kesehatan Mental. Diakses dari https://karir.feb.ugm.ac.id/2024/11/29/digital-detox-tren-mengurangi-ketergantungan-pada-teknologi-untuk-kesehatan-mental/.
- Halodoc. (2024). Apa Itu FOMO? Ini Pengertian, Gejala, dan Dampaknya. Diakses dari https://www.halodoc.com/artikel/apa-itu-fomo-ini-pengertian-gejala-dan-dampaknya?srsltid=AfmBOor3B39S2xdRuYHeg7Nj07hbUUKHh7gsWmlrHr00cTcIrXqpDcuo.
- RRI. (2024). Manfaat dan Langkah Praktis untuk Melakukan Digital Detox. Diakses dari https://www.rri.co.id/lain-lain/1126140/manfaat-dan-langkah-praktis-untuk-melakukan-digital-detox.
- Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. (2024). FOMO, dari Kecanduan Bermedia Sosial hingga Munculnya JOMO. Diakses dari https://umsida.ac.id/fomo-rasa-takut-ketinggalan-informasi/.
Olah Data: Marchel Galuh Nugraha (Mahasiswa Magang Universitas Muhammadiyah Cirebon)
Olah Grafis: Chintia Mega Kusuma
Pembimbing: Dea Deliana Dewi
Penyunting: Elsi Yuliyanti
Program Pembimbingan Magang dan PKL
Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Cirebon
Jalan Dr. Sudarsono No. 40, Kota Cirebon, 45134
https://dkis.cirebonkota.go.id
Instagram: @dkiskotacirebon @pemdakotacrb @ppidlapor.cirebonkota