Mengontrol Penggunaan Gawai pada Anak: Tantangan dan Strategi bagi Orang Tua

KOTA CIREBON — Penggunaan gawai telah menjadi kebutuhan primer masyarakat di era digital. Revolusi industri 5.0 mendorong perkembangan IPTEK, yang mempercepat adopsi teknologi, termasuk gawai. Penggunaannya bahkan merambah anak usia dini.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022 yang dikutip dari Databoks, 33,44% anak usia dini menggunakan gawai, sementara 24,96% di antaranya dapat mengakses internet. Penggunaan gawai pada balita (0-4 tahun) mencapai 25,5%, sedangkan pada anak 5-6 tahun naik hingga 53,76%. Adapun akses internet, balita tercatat 18,79%, sementara anak 5-6 tahun mencapai 39,97%.

Tingginya angka tersebut menuntut orang tua untuk lebih tegas dalam mengontrol penggunaan gawai pada anak. Meski gawai dapat merangsang motorik dan menambah wawasan, penggunaannya yang berlebihan berpotensi menghambat perkembangan kognitif, sosio-emosional, dan fisik anak (Mashrah, 2017).

Dampak Serius Paparan Gawai pada Anak

Dilansir dari laman clsd.psikologi.ugm.ac.id, berikut beberapa dampak negatif yang dapat timbul jika anak terlalu dini terpapar gawai:

  • Menghambat Perkembangan Bahasa dan Bicara Anak

Waktu yang dihabiskan anak untuk mengonsumsi berbagai konten mengurangi interaksi langsung dengan orang lain, sehingga kemampuan berbicara dan berbahasanya tidak terlatih. Terlebih jika konten yang ditonton bersifat kurang baik, anak cenderung menyerap kosakata kasar.

  • Mempengaruhi Pembentukan Karakter Anak

Tontonan yang sering dikonsumsi anak dapat mempengaruhi pola pikir, kebiasaan, dan perilakunya. Rahayu dkk. (2021) menjelaskan bahwa konten yang kurang baik berpotensi memberikan dampak negatif terhadap pembentukan karakter anak.

  • Dapat Mengganggu Fungsi Otak Anak

Prefrontal cortex, bagian otak yang mengatur perilaku, emosi, dan proses kognitif, berperan dalam perencanaan, pengambilan keputusan, serta pengendalian impuls (Halodoc.com). Otak anak, bila terpapar konten yang bersifat adiktif dapat mensekresi hormon dopamin yang berlebihan, sehingga mengganggu fungsi prefrontal cortex. Akibatnya, emosi, regulasi diri, tanggung jawab, pengambilan keputusan, serta prinsip moral anak dapat terganggu.

  • Pengaruh terhadap Kesehatan

Kecanduan gawai membuat anak lebih sering menatap layar, sehingga meningkatkan risiko gangguan mata akibat paparan radiasi, seperti kemerahan, mata lelah, rabun jauh dan dekat, serta astigmatisme.

Minimnya aktivitas fisik akibat fokus berlebihan pada gawai menyebabkan penurunan gerak anak, yang berisiko memicu obesitas. Selain itu, paparan cahaya dari layar dapat mengganggu kualitas tidur anak, sehingga durasi tidurnya berkurang. Hal ini berdampak negatif pada sistem imun dan suasana hati mereka.

Bagaimana Peran Orang Tua dalam Mengawasi Penggunaan Gawai pada Anak?

Dampak penggunaan gawai pada anak beragam, sehingga perlu penanganan yang cermat demi mendukung tumbuh kembang mereka. Orang tua dapat melakukan berbagai upaya preventif dalam mengawasi dan membatasi penggunaan gawai pada anak, antara lain:

  • Pembatasan Durasi Screen Time

Durasi screen time pada anak perlu dibatasi setiap hari. Menurut rekomendasi World Health Organization (WHO), anak di bawah usia 12 bulan tidak boleh menggunakan gawai sama sekali, sementara anak di bawah 5 tahun tidak boleh menggunakannya lebih dari 1 jam per hari. Dengan demikian, tumbuh kembang anak tidak terpengaruh secara berlebihan oleh gawai, dan mereka tetap bisa melakukan aktivitas fisik serta berinteraksi dengan orang tua melalui kegiatan seperti membaca, mendengarkan cerita, dan bermain.

Untuk anak di atas 5 tahun, direkomendasikan untuk tidak menggunakan gawai lebih dari 2 jam per hari. Selain itu, orang tua dianjurkan memberikan contoh dengan menerapkan waktu bebas gawai (CAN, 2021).

  • Mengawasi Konten yang Dikonsumsi Anak

Orang tua harus mengawasi dan memastikan bahwa konten yang diakses anak sesuai dengan usianya. Pengawasan dapat dilakukan dengan menggunakan akun yang sama serta mengaktifkan mode anak pada gawai, sehingga konten yang dikonsumsi lebih terkontrol. Jika anak terpapar konten yang kurang sesuai atau memiliki dampak negatif, orang tua berperan memberikan arahan dan bimbingan tanpa memarahi anak.

  • Menjadi Teladan bagi Anak

Perilaku orang tua pada saat menghabiskan waktu bersama anak menjadi contoh yang akan ditiru. Orang tua harus memanfaatkan hal tersebut dengan memberikan teladan yang baik, salah satunya dengan tidak menggunakan gawai saat sedang bersama anak. Dengan begitu, anak akan merasa dicintai dan diperhatikan sepenuhnya oleh orang tua.

  • Memberikan Informasi tentang Bahaya Gawai pada Anak

Orang tua dapat mengomunikasikan bahaya penggunaan gawai yang berlebihan dengan bahasa yang mudah dipahami anak. Memberikan pemahaman secara perlahan dan mengingatkan anak secara konsisten menjadi langkah preventif yang efektif.

  • Memberikan Aktivitas yang Sesuai dengan Anak

Untuk mengurangi penggunaan gawai, anak perlu diberikan berbagai aktivitas alternatif yang sesuai dengan usianya. Misalnya, menyediakan mainan yang dapat membantu perkembangan sensor motorik, mendorong anak bermain bersama teman untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan bahasa, serta mengajak mereka berolahraga atau melakukan aktivitas fisik lainnya.

Penggunaan gawai pada anak adalah fenomena yang tak terhindarkan di era digital. Meski memberikan kemudahan akses informasi dan hiburan, penggunaannya yang tidak terkontrol dapat berdampak negatif pada perkembangan kognitif, emosional, dan fisik anak. Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting dalam mengawasi dan mengatur penggunaan gawai agar tetap dalam batas wajar dan bermanfaat.

Dengan menerapkan pembatasan durasi screen time, mengawasi konten yang dikonsumsi, menjadi teladan yang baik, serta memberikan edukasi dan alternatif aktivitas yang lebih sehat, orang tua dapat membantu anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Kesadaran dan tindakan preventif orang tua menjadi langkah penting untuk memastikan teknologi digunakan dengan bijak tanpa mengorbankan kesehatan dan perkembangan anak.

Referensi:

Penulis: Dea Deliana Dewi
Penyunting: Elsi Yuliyanti
Olah Grafis: Elsi Yuliyanti

Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Cirebon
Jalan Dr. Sudarsono No. 40, Kota Cirebon, 45134
https://dkis.cirebonkota.go.id
Instagram: @dkiskotacirebon @pemdakotacrb @ppidlapor.cirebonkota